Sabtu, 21 April 2012

JENIS-JENIS ALAT TANGKAP



1.      Tombak
http://www.industryplayer.com/images/licrespic/au300251.jpgAlat penangkap yang terdiri dari batang (kayu, bambu) dengan ujungnya berkait balik (mata tombak) dan tali penarik yang diikatkan pada mata tombak. Tali penariknya dipegang oleh nelayan kemudian setelah tombak mengenai sasaran tali tersebut ditarik untuk mengambil hasil tangkapan. Senapan adalah alat penangkap yang terdiri dari anak panah dan tangkai senapan. Penangkapan dengan senapan umumnya dilakukan dengan cara melakukan penyelaman pada perairan karang. Untuk penangkapan dengan panah biasa, umumnya dilakukan dekat pantai atau perairan dangkal. Harpun Tangan adalah alat penangkap yang terdiri dari tombak dan tali panjang yang diikatkan pada mata tombak. Harpun tangan ini ditujukan untuk menangkap paus, dimana tombak langsung dilemparkan dengan tangan kearah sasaran (paus) dari atas perahu.Kecenderungan alat tangkap yang relatif sederhana ini tidak destruktif dan sangat selektif karena ditujukan untuk menangkap suatu spesies. Tetapi alat ini dapat merusak habitat bila disalahgunakan.

2.      Jaring Insang (Gillnet)

http://1.bp.blogspot.com/_xBP4Fge9qiU/SlhrRWkpBoI/AAAAAAAAAEg/pY4QL45Y6hI/s320/05_Gillnet.jpg
Jaring insang adalah jaring berbentuk empat persegi panjang, mata jaring berukuran sama dilengkapi dengan pelampung pada bagian atas dan pemberat pada bagian bawah jaring. Dioperasikan dengan tujuan menghadang ruaya gerombolan ikan oleh nelayan secara pasif dengan ukuran mesh size. Alat penangkap ini terdiri dari tingting (piece) dengan ukuran mata jaring, panjang, dan lebar yang bervariasi. Dalam operasi biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap(set gillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaring insang klitik (shrimp gillnet), dan trammel net.

a.     Jaring Insang Dasar (Bottom Gillnet)

Definisi
   Jaring insang dasar (bottom gillnet), yaitu alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama, dioperasikan pada bagian dasar perairan dengan sasaran penangkapan adalah ikan demersal

Teknik operasi bottom gillnet
·         Setting
Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal (ABK). Jaring bottom gill net dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya
akan dapat menghadang gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan ikan tertarik lalu mengumpul di sekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnya tertangkap karena terjerat pada bagian operculum (penutup insang) atau dengan cara terpuntal.
·         Holling
Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka dilakukan holling dengan menarik jaring bottom gill net dari dasar perairan ke permukaan ( jaring ditarik keatas kapal ). Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.

Hasil tangkapan bottom gillnet
Karena jaring ini direntang pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Jenis-jenis ikan seperti cucut, tuna, yang mempunyai tubuh sangat besar sehingga tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled). Jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya herring, cod, halibut, mackerel, yellow tail, sea bream, tongkol, cakalang, kwe, layar, selar, dan lain sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan penangkapan jaring ini (Fiqrin, 2008).


b.    Jaring Insang Lingkar (Encircling Gillnet)

 Definisi
    Jaring insang lingkar (encircling gillnet), yaitu alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama, dioperasikan dengan cara melingkarkan gerombolan ikan atau melingkarkan jaring di perairan yang sudah diperkirakan ada ikan.

Metode Pengoperasian Alat
·         Pemasangan jaring (setting). Penyusunan encircling gillnet dilakukan di atas kapal agar lebih memudahkan nelayan pada saat setting.
·         Penurunan jaring dilakukan pada sisi kiri lambung kapal. Selama proses setting berlangsung, mesin kapal dalam keadaan berjalan dengan kecepatan rendah dan dilakukan dari arah tengah menuju arah pantai.
·         Urutan proses penurunan jaring adalah penurunan batu pemberat lalu diikuti oleh mata jaring menyusul kemudian tali selambar.
·         Perendaman jaring (soaking). Dalam proses ini, encircling gillnet dioperasikan dengan cara melingkarkan kawanan ikan yang sebelumnya dikumpulkan dengan alat bantu sinar lampu atau payaos.
·         Kawanan ikan yang terkurung dikejutkan dengan suara dengan cara memukul-mukul bagian perahu sehingga ikan-ikan terkejut dan bercerai-berai, akhirnya tersangkut mata jarring.
·         Pengangkatan jaring (hauling). Proses pengangkatan jaring (hauling) dilakukan pada sisi kiri lambung kapal.
·         Pada saat hauling, jaring diangkat sekaligus ditata susunannya sambil memeriksa dan mengambil hasil tangkapan. Mesin kapal harus dalam keadaan mati ketika proses hauling dilakukan

Hasil Tangkapan
   Hasil tangkapan dari pengoperasian encircling gillnet adalah siro/lemuru/sembulak (Sardinella longiceps), tembang (Clupea fimbriata) dan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
Jaring Insang Permukaan (Surface Gillnet)
Definisi
   Jaring insang permukaan (surface gillnet), yaitu alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama, dioperasikan pada bagian permukaan kolom perairan dengan tujuan penangkapan adalah ikan pelagis.

Metode Pengoperasian Alat
Pengoperasian alat tangkap yang terdiri atas pemasangan jaring (setting), perendaman jaring (soaking) dan pengangkatan jaring (hauling):
·         Pemasangan jaring (setting). Penyusunan surface gillnet dilakukan di atas kapal agar lebih memudahkan nelayan pada saat setting. Penurunan jaring dilakukan pada sisi kiri lambung kapal.
·         Selama proses setting berlangsung, mesin kapal dalam keadaan berjalan dengan kecepatan rendah dan dilakukan dari arah tengah menuju arah pantai.
·         Urutan proses penurunan jaring adalah penurunan batu pemberat lalu diikuti oleh mata jaring menyusul kemudian tali selambar dan pelampung tanda.
·         Perendaman jaring (soaking). Dalam proses ini, surface gillnet dioperasikan dengan cara dioperasikan dengan cara diset atau dipasang secara menetap di permukaan pada daerah penangkapan (fishing ground) atau dibiarkan hanyut di perairan.
·         Pengangkatan jaring (hauling). Proses pengangkatan jaring (hauling) dilakukan pada sisi kiri lambung kapal. Pada saat hauling, jaring diangkat sekaligus ditata susunannya sambil memeriksa dan mengambil hasil tangkapan. Mesin kapal harus dalam keadaan mati ketika proses hauling dilakukan.
·         Tahap penanganan hasil tangkapan adalah pelepasan ikan hasil tangkapan dari jaring untuk kemudian disimpan pada suatu wadah atau tempat.



Hasil Tangkapan
            Hasil tangkapan dari pengoperasian surface gillnet adalah tenggiri (Scomberomerus commersoni), cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol (Auxis spp), kuwe (Caranx spp) dan alu-alu (Sphyraena spp)

3.      Bubu


http://4.bp.blogspot.com/_xBP4Fge9qiU/Slhu3qKH0WI/AAAAAAAAAE4/z2OZ8rkwdDA/s320/bubu1.jpg
Perangkap adalah salah satu alat penangkap yang bersifat statis, umumnya berbentuk kurungan, berupa jebakan dimana ikan akan mudah masuk tanpa adanya paksaan dan sulit keluar karena dihalangi dengan berbagai cara. Bahan yang digunakan untuk membuat perangkap : bamboo, rotan, kawat, jaring, tanah liat, plastic, dan sebagainya. Pengoperasiannya di dasar perairan, di permukaan perairan, di sungai daerah arus kuat, dan di daerah pasang surut. Alat ini cenderung selektif karena ikan terperangkap di dalamnya. Meskipun cenderung tidak destruktif, namun untuk jermal (stow net) maka pengaturan mesh size jaringannya dan juga lokasi pemasangannya harus sesuai. Contoh perangkap adalah sero (guiding barrier), jermal (stow net), bubu (portable trap) dan perangkap lain.

4.      Mata Pancing

http://1.bp.blogspot.com/_xBP4Fge9qiU/SlhtPhDsYoI/AAAAAAAAAEw/0ABu_nhD550/s320/06FishingLure.jpg
Pancing adalah salah satu alat penangkap yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu : tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing berbeda-beda, yaitu mata pancing tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan. Prinsip alat tangkap ini merangsang ikan dengan umpan alam atau buatan yang dikaitkan pada mata pancingnya. Alat ini pada dasarnya terdiri dari dua komponen utama yaitu tali dan mata pancing. Namun, sesuai dengan jenisnya dapat dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkai (pole), pemberat (sinker), pelampung (float), dan kili-kili (swivel). Cara pengoperasiannya bisa di pasang menetap pada suatu perairan, ditarik dari belakang perahu/kapal yang sedang dalam keadaan berjalan, dihanyutkan, maupun langsung diulur dengan tangan. Alat ini cenderung tidak destruktif dan sangat selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawai hanyut, rawai tetap, pancing tonda, dan lain-lain.

5.      Jaring Angkat
http://4.bp.blogspot.com/_xBP4Fge9qiU/Slhr6VZs07I/AAAAAAAAAEo/Kkht-WKmj4w/s320/06_LiftNet.jpg
Jaring angkat adalah suatu alat pengkapan yang cara pengoperasiannya dilakukan dengan menurunkan dan mengangkatnya secara vertikal. Alat ini terbuat dari nilon yang menyerupai kelambu, ukuran mata jaringnya relatif kecil yaitu 0,5 cm. Bentuk alat ini menyerupai kotak, dalam pengoperasiannya dapat menggunakan lampu atau umpan sebagai daya tarik ikan. Jaring ini dioperasikan dari perahu, rakit, bangunan tetap atau dengan tangan manusia. Kecenderungan jaring angkat bersifat destruktif dan tidak selektif. Contoh jaring angkat adalah bagan perahu atau rakit (boat / raft lift net), bagan tancap (bamboo platform lift net), dan serok (scoop net). Alat tangkap ini memiliki ukuran mesh size yang sangat kecil dan efektif untuk menangkap jenis ikan pelagis kecil.
 Metode Pengoperasian Alat
·         Persiapan menuju fishing ground, biasanya terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dan   persiapan terhadap segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pengoperasian bagan perahu.
·         Pengumpulan ikan, ketika tiba di lokasi fishing ground dan hari menjelang malam, maka lampu dinyalakan dan jaring biasanya tidak langsung diturunkan hingga tiba saatnya ikan terlihat berkumpul di lokasi bagan atau ingin masuk ke dalam area cahaya lampu.
·         Setting, setelah menunggu beberapa jam dan ikan mulai terlihat berkumpul di lokasi penangkapan, maka jaring diturunkan ke perairan. Jaring biasanya diturunkan secara perlahan-lahan dengan memutar roller. Penurunan jaring beserta tali penggantung dilakukan hingga jaring mencapai kedalaman yang diinginkan.
·         Perendaman jaring (soaking), selama jaring berada di dalam air, nelayan melakukan pengamatan terhadap keberadaan ikan di sekitar kapal untuk memperkirakan kapan jaring akan diangkat.
·         Pengangkatan jaring (lifting), lifting dilakukan setelah kawanan ikan terlihat berkumpul di lokasi penangkapan. Kegiatan lifting ini diawali dengan pemadaman lampu secara bertahap. Hal ini dimaksudkan agar ikan tidak terkejut dan tetap terkosentrasi pada bagian perahu di sekitar lampu yang masih menyala. Ketika ikan sudah berkumpul di tengah-tengah jaring, jaring tersebut mulai ditarik ke permukaan hingga akhirnya ikan akan tertangkap oleh jaring.
·         Brailing, setelah bingkai jaring naik ke atas permukaan air, maka tali penggantung pada ujung dan bagian tengah rangka dilepas dan dibawa ke satu sisi kapal, tali kemudian dilewatkan pada bagian bawah kapal beserta jaringnya. Tali pemberat ditarik ke atas agar mempermudah penarikan jaring dan lampu dihidupkan lagi. Jaring kemudian ditarik sedikit demi sedikit dari salah satu sisi kapal ke atas kapal. Hasil tangkapan yang telah terkumpul diangkat ke atas dek kapal dengan menggunakan serok (Subani 1972 diacu dalam Takril 2005).
·         Penyortiran ikan, setelah diangkat di atas dek kapal, dilakukan penyortiran ikan. Penyortiran ini biasanya dilakukan berdasarkan jenis ikan tangkapan, ukuran dan lain-lain. Ikan yang telah disortir langsung dimasukkan ke dalam wadah atau peti untuk memudahkan pengangkutan.

Hasil Tangkapan
   Hasil tangkapan umumnya adalah ikan pelagis kecil seperti tembang teri,  selar,   pepetek,kerot-kerot,cumi-cumi (Loligo sp), sotong (Sepia sp), layur (Trichiurus sp) dan kembung (Rastrelliger sp) 



6.      Pukat Udang


Pukat udang atau biasa juga disebut pukat harimau adalah jaring yang berbentuk kantong yang ditarik oleh satu atau dua kapal, bisa melalui samping atau belakang. Alat ini merupakan alat yang efektif namun tidak selektif sehingga dapat merusak semua yang dilewatinya. Oleh karena itu kecenderungan alat tangkap ini dapat menjurus ke alat tangkap yang destruktif. Aturan-aturan yang diberlakukan pada pengoperasian alat ini relatif sudah memadai, namun pada prakteknya sering kali dijumpai penyimpangan-penyimpangan yang pada akhirnya dapat merugikan semua pihak. Tujuan utama pukat udang adalah untuk menangkap udang dan juga ikan perairan dasar (demersal fish).

7.      Pukat Cincin (purse seine)

http://3.bp.blogspot.com/_xBP4Fge9qiU/SlhqDBfofBI/AAAAAAAAAEY/37SJrV8otDQ/s320/purseillustccc.jpg
Pukat cincin adalah jaringan yang terbentuk empat persegi panjang, dilengkapi tali kerut yang bercincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring sehingga membentuk kerut dan seperti mangkuk. Alat penangkap ini ditujukan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Alat tangkap ini tergolong efektif terhadap target spesies dan kecenderungan tidak destruktif.
 Metode Pengoperasian Alat
   Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) tetapi ada juga yang menggunakan samping kapal. 
·         Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu.   
·         Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang.   
·         Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung.
·         Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah.
·         Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya.
·         Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul dipindahkan ke atas kapal. Lama pengoperasian alat ini tidak lebih dari 30 menit hal ini dilakukan karena ikan yang bergerombol harus segera dilingkari jaring lalu ditangkap.

Hasil Tangkapan
            Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air sea surface dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan. Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus sp), bentang, kembung (Rastrehinger sp) lemuru (Sardinella sp), slengseng, cumi-cumi (Loligo sp).





8.      Pukat Kantong

http://3.bp.blogspot.com/_xBP4Fge9qiU/SlhpTdwjmvI/AAAAAAAAAEQ/-bZU4QoWRTA/s320/04_Purse+Seine.jpg
Pukat kantong adalah jenis jaring menangkap ikan berbentuuk kerucut yang terdiri dari kantong atau bag, badan(body), dua lembar sayap (wing) yang dipasang pada kedua sisi mulut jaring, dan tali penarik (warp). Alat ini tergolong tradisional, tidak merusak lingkungan, dan ukurannya mesh sizenya relatif kecil. Pukat kantong terdiri atas payang, dogol, dan pukat pantai.
·         Pukat Pantai
Deskripsi
Pukat pantai (Beach Seine) adalah suatu alat tangkap yang termasuk dalam pukat kantong, bentuknya seperti payang (berkantong) dan bersayap yang dalam operasi penangkapannya ditarik ke arah pantai. Dalam arti luas juga dimaksudkan semua jaring baik yang dilengkapi kantong maupun tidak yang dalam pengoperasiannya menelusuri dasar dan pada akhir penangkapannya hasilnya didaratkan ke pantai.

Metode Pengoprasian Alat
Pertama-tama sebelum operasi penangkapan dilakukan, syarat-syarat fishing ground sudah harus ditemukan dan jarak sudah mencapai sekitar 700 m (sepanjang tali hela) dari pantai. Jaring diturunkan dengan menggunakan kapal atau perahu sepanjang tali helai atau selambar. Setelah kedua ujung tali penarik berada di pantai, masing-masing ujung ditarik oleh sekelompok nelayan yang berjumlah sekitar 13 orang per kelompok. Pada saat itu perahu kembali kelaut untuk mengambil tali kantong dan mengikuti jaring hingga ke pantai selama penarikan jaring. Ketika sayap mulai terangkat di bibir pantai, penarikan di komando oleh seorang mandor untuk mengatur posisi jarring agar ikan tidak banyak yang lepas. Bersamaan dengan itu perahu dikayuh menuju ujung kantong yang diberi tanda dengan bendera yang terpasang pada pelampung. Salah satu dari crew penebar mengikatkan kebo kaos pada bagian ujung kantong. Kebo kantong tersebut dimaksudkan sebagai tempat ikan hasil tangkapan agar jaring tidak rusak akibat terlalu banyak muatan. Sambil memegang kebo kaos tersebut nelayan berenang mengikuti jarring sampai ke pinggir pantai. Kecepatan penarikan dapat dihitung dengan cara membagi panjang keseluruhan dengan lamanya penarikan.

Hasil tangkapan
yang diperoleh dengan alat tangkap pukat pantai terutama jenis-jenis ikan dasar atau jenis ikan demersal dan udang antara lain yaitu; pari (rays), cucut(shark), teri (stolepharus spp), bulu ayam (setipinna spp), beloso (saurida spp), manyung (arius spp), sembilang (plotosus spp), krepa (epinephelus spp), kerong-kerong(therapon spp), gerot-gerot (pristipoma spp), biji nangka (parupeneus spp), kapas-kapas (gerres spp), petek (leiognathus spp), ikan lidah dan sebelah (psettodidae), dan jenis jenis udang (shrimp). Namun menurut Subani dkk (1989) menyatakan bahwa hasil tangkapan utama dari alat tangkap ini seperti madidihang (Thunus albacares), cakalang (Katsuonus pelamis), cumi-cumi (laligo sp.), setuhuk putih (Makaira mazara), julung-julung (Hemmirhampus far), kuwe (Caranx spp.), layur (Trichiurus spp.), petek (Leiognathus spp.), dan siro (Sardinella spp.) (Karta, 2008).


9.      Pengumpul kerang dan rumput laut


Jenis Rake (alat penangkap pengumpul kerang/rumput laut) Alat pengumpul kerang dan rumput laut pada umumnya di desain dengan pengoperasian yang sederhana dan pengusahaannya dilakukan dengan skala yang kecil. Alat ini selektif dan tidak destruktif karena ditujukan untuk menangkap target seperti kerang-kerangan. Contoh pengumpul kerang adalah garuk (rake), cengkeraman, dan ladung kima. Sedangkan, contoh pengumpul rumput laut berupa alat sederhana berbentuk galah yang ujungnya bercabang. Akan tetapi, alat ini merusak habitat lingkungan perairan kalau tidak dilakukan sesuai prosedur.

10.  Pukat Ikan Karang (muro-ami)

http://www.instablogsimages.com/images/2008/04/26/muro-ami-3_fe6gV_16638_310x235.jpg
Pukat ikan karang (muro-ami) adalah suatu alat penangkapan yang dibuat dari jaring, yang terdiri dari sayap dan kantong yang dalam pengoperasiannya dilakukan penggiringan ikan-ikan yang akan ditangkap agar masuk ke bagian kantong yang telah dipasang terlebih dahulu. Alat ini cenderung tidak destruktif dan tidak merusak ekosistem, karena metode pengoperasiannya yang tidak sampai merusak karang. Penggunaan alat ini dilakukan oleh beberapa nelayan dengan berenang, mengejutkan ikan-ikan karang sambil membawa alat penggiring. Dinamakan pukat ikan karang karena tujuan utamanya adalah menangkap jenis-jenis ikan karang.
Metode Penangkap ikan
Menurut  Subani  dan  Barus  1989  proses  pengoprasian  muroami 
adalah sebagai berikut : 
a.       Mengetahui dan dapat memperkirakan adanya kawanan ikan yang dilakukan oleh   beberapa nelayan dengan cara menyelam dengan menggunakan kacamata air. 
b.   Menngetahui  keadaan  arus  air  antara  lain  kemungkinan  adanya arus atas dan
bawah  serta  mengenai  kekuatan  arus.  Kekuatanarus  skala  sedang  adalah 
yang  paling  baik  untuk  pemasangan atau penanaman jaring. 
c.   Pemasangan jaring dilakukan demikian rupa sehingga membentuk  huruf  V  dan  l  letak  ujung  depan  kaki  yang  pendek harus  berada  di  tempat  dangkal  dimana  karang  berada, sedangkan ujung kaki panjang diletakkan ditempat dalam. 
d.   Penggiringan segera dilakukan setelah pemasangan kantong yaitu dengan 
      mengam bil tempat anatara ¼ - 1/3 dari bagian ujung kaki yang belakang. 

Muroami  umumnya  dioprasikan  satu  hari  atau  one  day  fishing.  Satu 
unit  penangkapan  muroami  rata-rata  melakukan  2-3  kali  setting  dalam 
satu  hari  penangkapan.  Muroami  biasanya  berangkat  sekitar  pukul  6-7 
pagi,  satu  jam  setelah  pemberangkatan  penyelam  mengamati  daerah 
penangkapan  dimana  muroami  akan  dioprasikan.  Setelah  mendaptkan 
lokasi, kapal yang memuat jaring dan palkah mulai menempatkan jangkar, 
kemudian para penyelam memasang jaring pelari dan jaring kantong pada 
kedalaman  sekitar  5  hingga  35  m.Faktor  yang  cukup  penting  dalam  
pengoprasian  muroami  adalah arus  yang  membantu  jaring  kantong  dapat  
terbuka  secara  sempurna. Penyelam  naik  kekapal  yang  memuat  kompresor 
hookah  setelah pemasangan  jaring  selesai  dan  bersiap  melakukan  penyelaman 
tahap kedua.  Tahap  ini  termasuk  di  dalamnya  adalah  proses  penggiringan. 
Penyelam  mengangkat  jaring  kantong  ke permukaan  secepat  mungkin,  setelah
ikan  digiring  kedalam  jaring kantong.  Kemudian  penyelam  kembali  masuk  
kedalam  perairan  untuk jaring pelari (Samsudin, 2011). 

Hasil Tangkapan
            Hasil tangkapan utama dari alat tangkap ini adalah ikan ekor kuning (Caesio cuning). Selain ikan tersebut alat ini juga menangkap jenis ikan karang lainnya yang merupakan hasil tangkapan sampingan seperti ikan penjalu (Caesio coerulaureus), pisang-pisang (C.Chrysononus), sunglir (Elagatis bipinnulatus), selar kuning (Caranx leptolepis), dan kuwe macan (Caranx spp.) (Samsudin, 2011). 
















DAFTAR PUSTAKA


Fiqrin. 2008. Gillnet. http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/gillnet/. Diakses pada tanggal 10 April 2012 pukul 08.00 WIB.

Karta. 2011. Pukat Pantai. Www.ikanmania25.blogspot.com/2011/11/01/pukat- pantai-beach-seine_13.html..  Diakses pada tanggal 10 April 2012 pukul 08.22 WIB.

Samsudin, 2011. Muroami. http://purseseine.blogspot.com/2011/02/muroami.html. Diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 16.00 WIB.


Jumat, 13 April 2012

Saat Aku..


Saat aku terjatuh aku coba untuk berdiri
Saat aku terpuruk aku coba untuk bangun
Saat aku tak paham maksud Tuhan Aku memilih untuk percaya
Saat aku mengalami kekecewaan Aku memilih untuk bersyukur
Saat aku mendapat cobaan  Aku memilih untuk bersabar
Saat semua yang aku inginkan tak tercapai aku memilih untuk berserah
Saat putus asa menghampiriku aku memilih untuk tetap maju
Saat ketakutan menerpaku aku memilih untuk berdoa
Karena apa???
Karena tahu  Allah tak pernah tidur
Karena ku tahu Allah selalu
 Melihatku ..
Mendengarku..
Mengawasi setiap langkah-langkahku..
Dan Ia tidak akan mencoba hambanya
Jika hambanya tidak mampu untuk mengatasinya
Ia pasti akan memberikan yang terbaik
Untuk hambanya yang bertaqwa dan beriman kepadanya




Kamis, 12 April 2012

KERAMBA JARING APUNG IKAN KERAPU BEBEK


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Wadah budi daya ikan yang dapat digunakan oleh masyarakat yang tidak memiliki lahan darat dalam bentuk kolam, masyarakat dapat melakukan budi daya ikan di perairan umum. Budi daya ikan dengan menggunakan karamba merupakan alternatif wadah budi daya ikan yang sangat potensial untuk dikembangkan karena seperti diketahui wilayah Indonesia ini terdiri dari 70% perairan baik air tawar maupun air laut. Dengan menggunakan wadah budi daya karamba dapat diterapkan beberapa sistem budi daya ikan yaitu secara ekstensif, semi intensif maupun intensif disesuaikan dengan kemampuan para pembudidaya ikan. Jenis-jenis wadah yang dapat digunakan dalam membudidayakan ikan dengan karamba ada beberapa antara lain karamba jaring terapung, karamba bambu tradisional dengan berbagai bentuk bergantung pada kebiasaan masyarakat sekitar. Teknologi yang digunakan dalam membudidayakan ikan dengan karamba ini relatif tidak mahal dan sederhana, tidak memerlukan lahan daratan menjadi badan air yang baru serta dapat meningkatkan produksi perikanan budi daya (Wibawa, 2010).
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi sumberdaya ikan yang sangat melimpah. Dalam pembangunan sektor perikanan selain sebagai penyokong kebutuhan protein hewani bagi masyarakat juga membuka lapangan kerja, menambah pendapatan masyarakat serta sebagai sumber devisa negara. Bahkan saat ini dalam kondisi krisis moneter, komoditas perikanan merupakan komoditas ekspor yang memiliki harga jual yang tinggi di pasar. Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) merupakan salah satu jenis ikan laut yang mempunyai prospek yang cerah dan layak dikembangkan sebagai ikan budidaya laut karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dipasar lokal maupun internasional. Selain itu Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) juga potensial untuk dibudidayakan karena pertumbuhannya relatif cepat, mudah untuk dipelihara, mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan dan dapat dikembangkan di Keramba Jaring Apung (KJA) (Meta, 2010).
Ikan kerapu bebek atau kerapu tikus (Cromileptes altivelis), sejenis ikan karang, berprospek cukup cerah karena kelezatan dagingnya. Permintaan  terus meningkat, baik untuk pasar ekspor maupun lokal. Harga jualpun sangat tinggi, bias mencapai ratusan ribu rupiah per kilogram. Peluang budidaya terbuka luas karena lahan karena lahan usaha budidaya cukup tersedia dan keuntungannya besar. Dilihat dari prospek pasar ikan kerapu bebek yang merupakan  sebagai salah satu komoditas unggulan, maka usaha kerapu bebek bisa menjadi salah satu pilihan untuk di kembangkan, Ikan kerapu bebek selain untuk konsumsi juga bisa sebagai ikan hias saat ukuran benih atau pendederan (3-7 cm). Bentuk dan warnanya yang menarik yaitu bintik-bintik kebiru-biruan agak kuning terang sehingga enak dilihatnya. Ikan kerapu bebek merupakan salah satu jenis ikan laut yang dapat dibudidayakan dan harganya cukup tinggi. Usaha pembesarannya dengan menggunakan keramba jaring apung sudah dikembangkan di masyarakat,  namun konsekuensi dan perkembangan usaha pembesaran ikan kerapu bebek tersebut menuntut ketersediaan benih yang siap di tebar. Benih tersebut harus berkualitas, jumlah cukup dan terus menerus (Meta, 2010).

1.2.Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menyediakan atau memberikan  informasi awal bagi investor maupun calon pembudidaya tentang peluang usaha keramba jaring apung (KJA) ikan kerapu bebek sebagai suatu peluang investasi yang sangat baik yang dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Selain itu untuk memperoleh pengetahuan, tentang pembudidyaan ikan kerapu bebek.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa model dan metode pembudidayaan ikan Kerapu Bebek terus di gali dan diteliti untuk mendapatkan salah satu model pembudidayaan yang paling efisien. Beberapa model yang sudah diterapkan adalah metode keramba jaring apung. Keramba Jaring Apung (KJA) adalah tempat pemeliharaan ikan yang dibuat di permukaan air, dibatasi dengan jaring, dan terapung dipermukaan. Kelebihan sistem KJA adalah tidak perlu melakukan  pengelolaan air, karena menggunakan sistem air yang  luas yaitu air laut. Dengan luasnya permukaan air, maka kualitas air lebih stabil.  Kelebihan tersebut sekaligus juga sebagai kelemahan  apabila air laut sudah jelek, karena kita tidak bisa mengelola kondisi air laut.Belakangan ini usaha budidaya ikan Kerapu Bebek dengan metode karamba jaring apung makin marak. Model ini dirasakan paling cocok untuk diterapkan kondisi spesifik alam yang mendukung. Metode ini masih memberikan harapan yang optimis melalui pemanfaatan kolom air permukaan suatu kawasan budidaya. Hasil tangkapan dari nelayan jarang sekali bisa bertahan hidup. Ini lantaran alat tangkap yang digunakan kurang mendukung. Penggunaan bubu, bagan, atau pancing sebagai alat tangkap sering membuat ikan terluka sehingga melemahkan kondisi tubuhnya, mengingat hal tersebut potensi budidaya di KJA sangat menjanjikan (Tisna, 2008).
Metode KJA merupakan metode akuakultur yang paling produktif. Beberapa keuntungan yang dimiliki metode KJA, yaitu tingginya padat penebaran, jumlah dan mutu air yang selalu memadai, tidak diperlukannya pengelolaan tanah, mudahnya pengendalian gangguan pemangsa, dan mudahnya pemanenan. Agar budidaya ikan di KJA berhasil maka pemasangan KJA tidak dilakukan disembarang tempat, harus dipilih lokasi yang memenuhi aspek teknis dan sosial ekonomis.
Lima persyaratan utama dalam pembudidayaan ikan di laut adalah:
1.      ketersediaan benih
2.      lingkungan yang memadai
3.      Stock pakan yang cukup
4.      Sumberdaya manusia
5.      Penguasaan teknologi pembudidayaan


Klasifikasi:
Phyllum                 :  Chordata
Subphylum            :  Vertebrata
Class                     :  Osteichyes
Subclass               :  Actinopterigi
Ordo                      :  Percomorphi
Subordo                :  Percoidea
Family                   :  Serranidae
Subfamili               :  Epinephihelinae
Genus                   :  Cromileptes
Spesies                 :  C. altivelis

Bahan dan Peralatan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
§   Karamba jaring apung : sebagai sarana / wadah pemeliharaan
§  Benih ikan Kerapu Bebek
§  Pakan ikan rucah
§  Pakan buatan
§   Feed additive ikan pembesaran : menambah asupan nutrisi oleh ikan Kerapu Bebek
Adapun peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah :
§  Jaring pengganti : menganti jaring yang sudah kotor
§   Keranjang pakan : menampung pakan dalam freezer
§   Keranjang sortir : memilah dan memisahkan ikan ssesuai ukuran
§  Pemotong ikan rucah
§  Timbangan duduk : untuk sampling
§  Tali PE 4mm : untuk mengikat jaring di KJA
§   Scoopnet besar : menangkap ikan
§   Scopnet kecil : mengambil sisa kotoran / ikan mati di dasar jarring
§  Bak kap. 30 liter : untuk perlakuan pengobatan dan perendaman ikan dengan   multivitamin
§  Ember
§  Tali coban : menjahit / perawatan jaring yang robek
§  Lambit
§  Aerator batery : dipakai pada saat ikan diberi perlakuan dalam bak/ember
§  Jas hujan

Pemilihan Lokasi untuk Budidaya Ikan Kerapu:
Salinitas : 30-33 ppt
Kedalaman : 10-30 m
Kec. Arus : 10-20 cm/det
Kecerahn : > 3 m
Suhu : 27-30oC
DO : > 5 ppm
pH : 7,5-8,5
Amoniak : <0,02 ppm
Bebas pencemaran dan aksesnya mudah
 Metode
Kegiatan dibagi menjadi 2 kegiatan pokok, yakni ; Analisa Usaha dan pemasaran.
      2.2.1 Persiapan
a. Persiapan Sarana Pemeliharaan
    Kegiatan persiapan sarana pemeliharaan yang dilakukan adalah ;
§  Setting waring hitam ukuran 1,2x1,2x1,5 m di KJA. Waring hitam dianggap baik karena disamping harganya murah juga memudahkan dalam kegiatan grading dan yang paling penting waring hitam terbuat dari bahan yang lembut sehingga cocok untuk ikan kecil, bahannya kuat dan dapat dipergunakan berulang kali dan tahan terhadap binatang pengganggu.

§  Kebersihan di atas KJA, meliputi pemberantasan hama budidaya, seperti kepiting dan ular laut yang banyak bersembunyi di atas pelampung styrofoam. Permukkan pelampung juga harus dibersihkan dari teritip dan rumput laut liar.
§  Pemasangan shelter. Shelter dipakai dari bahan pipa PVC diameter 3 “ panjang 25-30 cm. Untuk 1 waring bisa digantungkan 3-4 shelter. Shelter dapat berguna untuk mengurangi stress pada ikan sehingga dapat mengurangi gejala penyakit. Setelah terpasang shelter, pada begian atas waring perlu dipasang cover. Cover berguna untuk memberikan efek teduh bagi ikan peliharaan.

2.2.2 Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dimulai dari kegiatan sebagai berikut ;
a. Penebaran Benih
           Benih Kerapu Bebek bebek dengan padat tebar per waring adalah 100 – 200 ekor melihat ukuran dari karamba. Benih yang datang siap tebar langsung diadaptasikan di atas KJA. Dalam penebaran benih adaptasi dilakukan sebagai berikut :
o    Membuka box/styrofoam di tempat yang agak gelap agar ikan tidak terkejut.
o   Meletakkan kantong ikan yang belum terbuka terendam dalam air pada lokasi   pemeliharaan selama 10 – 20 menit agar suhu di dalam kantong dan di luar menjadi sama.
o   Melepaskan ikan melalui bukaan kantong plastik dan ditampung di box semula.
o    Aliri box/styrofoam dengan air sebanyak 200 – 300 %.
o   Ikan siap ditebar ke dalam wadah pemeliharaan .

b. Pengelolaan Pakan
         Pakan yang digunakan adalah dari jenis ikan rucah dan pakan buatan. Pakan dipotong kecil-kecil sesuai dengan bukaan mulut benih dengan jumlah potongan yang dikonversikan dengan jumlah ikan. Beberapa hal yang penting dalam penanganan pakan adalah :
o    Pakan ikan rucah harus dalam keadaan segar
o   Sisa potongan pakan harus segera dibekukan ke dalam freezer
o   Pakan yang beku harus dicairkan terlebih dahulu secara benar sebelum diberikan pada ikan.
o   Pellet tidak boleh disimpan lebih dari 3 bulan
o  Pellet yang sudah berubah bau dan warna sebaiknya tidak diberikan pada ikan

Jenis-jenis makanan ikan kerapu bebek:
 
                 moist pellet                                     pellet kering

 
            ikan rucah                                            pembuatan mosit pellet

c. Pengamatan Pertumbuhan

          Untuk mengetahui pertumbuhan ikan dilakukan pengukuran dan sampling setiap satu bulan sekali. Disamping itu, untuk pengamatan pertumbuhan ikan juga perlu melakukan monitoring kondisi ikan yang berguna untuk mencegah timbulnya penyakit dan penyakit dapat ditanggulangi secara dini sebelum parah. Untuk memastikan bahwa ikan sehat, pengawasan dan monitoring sangat penting dilakukan. Pengawasan dan monitoring yang dilakukan meliputi pengawasan pakan dan lingkungannya serta membuat rekorcd yang baik tentang ukuran ikan, model kematian, perlakuan yang diberikan.

 Faktor kegagalan
Di dalam budidaya dengan sistem KJA kendala yang biasa dihadapi adalah :
- Hama dan Penyakit
           Hama dan penyakit yang biasa timbul disebabkan oleh jeleknya mutu bibit, selain itu adanya keadaan perairan yang kurang memadai seperti dekatnya dengan kawasan industri, jalur pelayaran kapal laut, dll. hal ini dapat diantisipasi dengan pemilihan bibit yang baik, dan pemilihan lokasi budidaya yang tepat.
Parasit yang umum menyerang : kutu sisik, Benedenia spp.
Pengobatan: Perendaman dalam air tawar + aerasi sekitar 5 menit.
Penyakit: sirip busuk & kulit keabua-abuan dengan luka kemerahan (oleh Flexibacter spp & Vibrio spp)
Pengobatannya : oxytetracycline 50 mg / kg BB ikan.
Penyakit Viral Nervous Necrosis (VNN) & Iridovirus (belum ditemukan obatnya), mencegah ikan stress, kebersihan air dan pakan baik.

- Bencana Alam
           Adanya siklus badai yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun sekali, yang terjadi pada bulan Pebruari, hal ini dapat diantisipasi dengan penempatan karamba di daerah terlindung seperti teluk yang tidak terkena siklus badai tersebut, atau menarik karamba ketepian pada bulan-bulan badai (Pebruari).

- Keamanan
           Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pencurian terhadap kerapu di KJA, kita berlakukan jaga malam dengan memperketat dan menambah jumlah orang yang jaga malam pada saat ikan mulai menginjak usia konsumsi.
Faktor-faktor yang sering timbul diatas, selama ini mampu kita antisipasi sebelumnya, sehingga sejauh ini tidak sampai berpengaruh buruk terhadap kegiatan budidaya ikan kerapu di KJA.

Hasil Panen
ž  Ikan kerapu bebek : laju pertumbuhan harian
            (rata-rata 0,6%/hari)
ž  Bobot awal 10 g dapat mencapai > 600 g/ekor setelah
            pemeliharaan sekitar 18 - 24 bulan
ž  Sintasan 65-75%
ž  Menggunakan pakan buatan (pellet), FCR ± 2 - 2,5
ž  Biasanya jika ukuran ikan sudah mencapai ukuran jual
            (kualitas super : 600 – 1200 g/ekor), maka eksportir /
            pengumpul akan datang ke lokasi budidaya.
Contoh Hasil Panen Ikan Kerapu Bebek
Pemasaran Hasil
A. Pemasaran Kerapu Bebek
           Umumnya ikan kerapu bebek pemasarannya akan melalui pedagang, pengumpul, atau agen. Jalur perdagangan ini akan semakin panjang untuk skala ekspor karena penyertaan eksportir, importir pedagang besar, agen, ataupun pedagang pengecer. Setiap pelaku dalam jalur pemasaran ini akan mengambil keuntungan. Harga ikan kerapu bebek sangat relatif antara Rp. 300– 500 ribu/kg, tergantung dari panjang pendeknya jalur pemasaran serta kualitas dari ikan kerapu tersebut. Dalam pemasaran ikan kerapu bebek dapat dibedakan atas pasar dalam negeri atau lokal dan pasar luar negeri atau ekspor. Apapun bentuk pasar yang dipilih, pemasaran akan berhasil baik kalau kualitas dan kuantitasnya memungkinkan.
1. Pemasaran Dalam Negeri

            Pemasaran ikan kerapu sebenarnya tidak mengalami masalah yang berarti, akan tetapi permasalahan itu muncul ketika lokasi budidaya itu jauh dari pedagang pengumpul dan produksinya relatif sedikit. Untuk pasar lokal yang dekat dan jumlah produksinya banyak umumnya jalur pemasaranya adalah produsen—pengumpul—agen—pedagang pengecer—konsumen atau produsen--pengumpul—pedagang pengecer—konsumen. Jalur yang pendek tentu menyebabkan biaya transportasi dan biaya rugi laba akan lebih kecil sehingga harga di pengumpul dan konsumen juga rendah, hanya saja penyerapan pasar lokal untuk ikan kerapu konsumsi masih sangat rendah karena belum membudaya. Diperkirakan pasar lokal baru menyerap sekitar 5 % dari produksi yang ada.

2. Pemasaran Luar Negeri

Pasar yang lebih banyak jalurnya untuk tiba ke konsumen serta dalam wilayah yang lebih luas dan potensial adalah pasar luar negeri. Untuk mendapatkan pasar luar negeri ini, diperlukan proses yang panjang dengan pengetahuan dan wawasan yang luas, terutama tentang perilaku dan permintaan pasarnya. Proses tersebut meliputi pengetahuan potensi pasar di tiap wilayah atau negara, jalur perdagangan dan jaringan yang ada disuatu negara saat itu, cara menarik atau mencari pembeli, kualitas, jenis, jumlah kebutuhannya serta pengemasan dan transportasinya.

ANALISA USAHA
 
Di dalam dunia bisnis analisa usaha merupakan kegiatan yang sangat penting, dari analisa usaha tersebut dapat diketahui besarnya keuntungan usaha tersebut, analisa usaha ikan Kerapu Bebek sangatlah bervareatif, hal ini disebabkan oleh perhitungan biaya operasional yang dipengaruhi oleh besarnya unit usaha, jenis alat dan bahan yang digunakan, letak lokasi usaha, dan masih banyak faktor lain.











BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari pemaparan makalah mengenai keramba jarring apung ikan kerapu bebek dapat disimpulkan bahwa Ikan kerapu bebek merupakan salah satu jenis ikan laut yang mempunyai prospek yang cerah dan layak dikembangkan sebagai ikan budidaya laut karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ikan kerapu bebek potensial untuk dibudidayakan karena: Pertumbuhannya relatif cepat, Mudah untuk dipelihara, Mempunyai toleransi yang tinggi    terhadap perubahan lingkungan, Dapat dikembangkan di Keramba Jaring Apung.


















DAFTAR PUSTAKA


Meta. 2010. Ikan Kerapu Bebek. http://abzn.wordpress.com/2010/07/03/ikan-
kerapu-bebek/. Diakses pada tanggal 06 April 2012 pukul 12.00 WIB.

Tisna. 2008.  Budidaya Ikan Kerapu Bebek di Keramba Jaring Apung.

Wibawa. 2010. Keramba Jaring Apung. http://zonaikan.wordpress.com   /2010/03/11keramba-jaring-apung-sebagai-wadah-budidaya/. Diakses pada tanggal 06 April 2012 pukul 11.30 WIB.
Yayan. Budidaya Ikan Kerapu Bebek.
Diakses pada tanggal  05 April 2012 pukul 20.00 WIB.