Kamis, 12 April 2012

KERAMBA JARING APUNG IKAN KERAPU BEBEK


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Wadah budi daya ikan yang dapat digunakan oleh masyarakat yang tidak memiliki lahan darat dalam bentuk kolam, masyarakat dapat melakukan budi daya ikan di perairan umum. Budi daya ikan dengan menggunakan karamba merupakan alternatif wadah budi daya ikan yang sangat potensial untuk dikembangkan karena seperti diketahui wilayah Indonesia ini terdiri dari 70% perairan baik air tawar maupun air laut. Dengan menggunakan wadah budi daya karamba dapat diterapkan beberapa sistem budi daya ikan yaitu secara ekstensif, semi intensif maupun intensif disesuaikan dengan kemampuan para pembudidaya ikan. Jenis-jenis wadah yang dapat digunakan dalam membudidayakan ikan dengan karamba ada beberapa antara lain karamba jaring terapung, karamba bambu tradisional dengan berbagai bentuk bergantung pada kebiasaan masyarakat sekitar. Teknologi yang digunakan dalam membudidayakan ikan dengan karamba ini relatif tidak mahal dan sederhana, tidak memerlukan lahan daratan menjadi badan air yang baru serta dapat meningkatkan produksi perikanan budi daya (Wibawa, 2010).
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi sumberdaya ikan yang sangat melimpah. Dalam pembangunan sektor perikanan selain sebagai penyokong kebutuhan protein hewani bagi masyarakat juga membuka lapangan kerja, menambah pendapatan masyarakat serta sebagai sumber devisa negara. Bahkan saat ini dalam kondisi krisis moneter, komoditas perikanan merupakan komoditas ekspor yang memiliki harga jual yang tinggi di pasar. Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) merupakan salah satu jenis ikan laut yang mempunyai prospek yang cerah dan layak dikembangkan sebagai ikan budidaya laut karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dipasar lokal maupun internasional. Selain itu Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) juga potensial untuk dibudidayakan karena pertumbuhannya relatif cepat, mudah untuk dipelihara, mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan dan dapat dikembangkan di Keramba Jaring Apung (KJA) (Meta, 2010).
Ikan kerapu bebek atau kerapu tikus (Cromileptes altivelis), sejenis ikan karang, berprospek cukup cerah karena kelezatan dagingnya. Permintaan  terus meningkat, baik untuk pasar ekspor maupun lokal. Harga jualpun sangat tinggi, bias mencapai ratusan ribu rupiah per kilogram. Peluang budidaya terbuka luas karena lahan karena lahan usaha budidaya cukup tersedia dan keuntungannya besar. Dilihat dari prospek pasar ikan kerapu bebek yang merupakan  sebagai salah satu komoditas unggulan, maka usaha kerapu bebek bisa menjadi salah satu pilihan untuk di kembangkan, Ikan kerapu bebek selain untuk konsumsi juga bisa sebagai ikan hias saat ukuran benih atau pendederan (3-7 cm). Bentuk dan warnanya yang menarik yaitu bintik-bintik kebiru-biruan agak kuning terang sehingga enak dilihatnya. Ikan kerapu bebek merupakan salah satu jenis ikan laut yang dapat dibudidayakan dan harganya cukup tinggi. Usaha pembesarannya dengan menggunakan keramba jaring apung sudah dikembangkan di masyarakat,  namun konsekuensi dan perkembangan usaha pembesaran ikan kerapu bebek tersebut menuntut ketersediaan benih yang siap di tebar. Benih tersebut harus berkualitas, jumlah cukup dan terus menerus (Meta, 2010).

1.2.Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menyediakan atau memberikan  informasi awal bagi investor maupun calon pembudidaya tentang peluang usaha keramba jaring apung (KJA) ikan kerapu bebek sebagai suatu peluang investasi yang sangat baik yang dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Selain itu untuk memperoleh pengetahuan, tentang pembudidyaan ikan kerapu bebek.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa model dan metode pembudidayaan ikan Kerapu Bebek terus di gali dan diteliti untuk mendapatkan salah satu model pembudidayaan yang paling efisien. Beberapa model yang sudah diterapkan adalah metode keramba jaring apung. Keramba Jaring Apung (KJA) adalah tempat pemeliharaan ikan yang dibuat di permukaan air, dibatasi dengan jaring, dan terapung dipermukaan. Kelebihan sistem KJA adalah tidak perlu melakukan  pengelolaan air, karena menggunakan sistem air yang  luas yaitu air laut. Dengan luasnya permukaan air, maka kualitas air lebih stabil.  Kelebihan tersebut sekaligus juga sebagai kelemahan  apabila air laut sudah jelek, karena kita tidak bisa mengelola kondisi air laut.Belakangan ini usaha budidaya ikan Kerapu Bebek dengan metode karamba jaring apung makin marak. Model ini dirasakan paling cocok untuk diterapkan kondisi spesifik alam yang mendukung. Metode ini masih memberikan harapan yang optimis melalui pemanfaatan kolom air permukaan suatu kawasan budidaya. Hasil tangkapan dari nelayan jarang sekali bisa bertahan hidup. Ini lantaran alat tangkap yang digunakan kurang mendukung. Penggunaan bubu, bagan, atau pancing sebagai alat tangkap sering membuat ikan terluka sehingga melemahkan kondisi tubuhnya, mengingat hal tersebut potensi budidaya di KJA sangat menjanjikan (Tisna, 2008).
Metode KJA merupakan metode akuakultur yang paling produktif. Beberapa keuntungan yang dimiliki metode KJA, yaitu tingginya padat penebaran, jumlah dan mutu air yang selalu memadai, tidak diperlukannya pengelolaan tanah, mudahnya pengendalian gangguan pemangsa, dan mudahnya pemanenan. Agar budidaya ikan di KJA berhasil maka pemasangan KJA tidak dilakukan disembarang tempat, harus dipilih lokasi yang memenuhi aspek teknis dan sosial ekonomis.
Lima persyaratan utama dalam pembudidayaan ikan di laut adalah:
1.      ketersediaan benih
2.      lingkungan yang memadai
3.      Stock pakan yang cukup
4.      Sumberdaya manusia
5.      Penguasaan teknologi pembudidayaan


Klasifikasi:
Phyllum                 :  Chordata
Subphylum            :  Vertebrata
Class                     :  Osteichyes
Subclass               :  Actinopterigi
Ordo                      :  Percomorphi
Subordo                :  Percoidea
Family                   :  Serranidae
Subfamili               :  Epinephihelinae
Genus                   :  Cromileptes
Spesies                 :  C. altivelis

Bahan dan Peralatan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
§   Karamba jaring apung : sebagai sarana / wadah pemeliharaan
§  Benih ikan Kerapu Bebek
§  Pakan ikan rucah
§  Pakan buatan
§   Feed additive ikan pembesaran : menambah asupan nutrisi oleh ikan Kerapu Bebek
Adapun peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah :
§  Jaring pengganti : menganti jaring yang sudah kotor
§   Keranjang pakan : menampung pakan dalam freezer
§   Keranjang sortir : memilah dan memisahkan ikan ssesuai ukuran
§  Pemotong ikan rucah
§  Timbangan duduk : untuk sampling
§  Tali PE 4mm : untuk mengikat jaring di KJA
§   Scoopnet besar : menangkap ikan
§   Scopnet kecil : mengambil sisa kotoran / ikan mati di dasar jarring
§  Bak kap. 30 liter : untuk perlakuan pengobatan dan perendaman ikan dengan   multivitamin
§  Ember
§  Tali coban : menjahit / perawatan jaring yang robek
§  Lambit
§  Aerator batery : dipakai pada saat ikan diberi perlakuan dalam bak/ember
§  Jas hujan

Pemilihan Lokasi untuk Budidaya Ikan Kerapu:
Salinitas : 30-33 ppt
Kedalaman : 10-30 m
Kec. Arus : 10-20 cm/det
Kecerahn : > 3 m
Suhu : 27-30oC
DO : > 5 ppm
pH : 7,5-8,5
Amoniak : <0,02 ppm
Bebas pencemaran dan aksesnya mudah
 Metode
Kegiatan dibagi menjadi 2 kegiatan pokok, yakni ; Analisa Usaha dan pemasaran.
      2.2.1 Persiapan
a. Persiapan Sarana Pemeliharaan
    Kegiatan persiapan sarana pemeliharaan yang dilakukan adalah ;
§  Setting waring hitam ukuran 1,2x1,2x1,5 m di KJA. Waring hitam dianggap baik karena disamping harganya murah juga memudahkan dalam kegiatan grading dan yang paling penting waring hitam terbuat dari bahan yang lembut sehingga cocok untuk ikan kecil, bahannya kuat dan dapat dipergunakan berulang kali dan tahan terhadap binatang pengganggu.

§  Kebersihan di atas KJA, meliputi pemberantasan hama budidaya, seperti kepiting dan ular laut yang banyak bersembunyi di atas pelampung styrofoam. Permukkan pelampung juga harus dibersihkan dari teritip dan rumput laut liar.
§  Pemasangan shelter. Shelter dipakai dari bahan pipa PVC diameter 3 “ panjang 25-30 cm. Untuk 1 waring bisa digantungkan 3-4 shelter. Shelter dapat berguna untuk mengurangi stress pada ikan sehingga dapat mengurangi gejala penyakit. Setelah terpasang shelter, pada begian atas waring perlu dipasang cover. Cover berguna untuk memberikan efek teduh bagi ikan peliharaan.

2.2.2 Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dimulai dari kegiatan sebagai berikut ;
a. Penebaran Benih
           Benih Kerapu Bebek bebek dengan padat tebar per waring adalah 100 – 200 ekor melihat ukuran dari karamba. Benih yang datang siap tebar langsung diadaptasikan di atas KJA. Dalam penebaran benih adaptasi dilakukan sebagai berikut :
o    Membuka box/styrofoam di tempat yang agak gelap agar ikan tidak terkejut.
o   Meletakkan kantong ikan yang belum terbuka terendam dalam air pada lokasi   pemeliharaan selama 10 – 20 menit agar suhu di dalam kantong dan di luar menjadi sama.
o   Melepaskan ikan melalui bukaan kantong plastik dan ditampung di box semula.
o    Aliri box/styrofoam dengan air sebanyak 200 – 300 %.
o   Ikan siap ditebar ke dalam wadah pemeliharaan .

b. Pengelolaan Pakan
         Pakan yang digunakan adalah dari jenis ikan rucah dan pakan buatan. Pakan dipotong kecil-kecil sesuai dengan bukaan mulut benih dengan jumlah potongan yang dikonversikan dengan jumlah ikan. Beberapa hal yang penting dalam penanganan pakan adalah :
o    Pakan ikan rucah harus dalam keadaan segar
o   Sisa potongan pakan harus segera dibekukan ke dalam freezer
o   Pakan yang beku harus dicairkan terlebih dahulu secara benar sebelum diberikan pada ikan.
o   Pellet tidak boleh disimpan lebih dari 3 bulan
o  Pellet yang sudah berubah bau dan warna sebaiknya tidak diberikan pada ikan

Jenis-jenis makanan ikan kerapu bebek:
 
                 moist pellet                                     pellet kering

 
            ikan rucah                                            pembuatan mosit pellet

c. Pengamatan Pertumbuhan

          Untuk mengetahui pertumbuhan ikan dilakukan pengukuran dan sampling setiap satu bulan sekali. Disamping itu, untuk pengamatan pertumbuhan ikan juga perlu melakukan monitoring kondisi ikan yang berguna untuk mencegah timbulnya penyakit dan penyakit dapat ditanggulangi secara dini sebelum parah. Untuk memastikan bahwa ikan sehat, pengawasan dan monitoring sangat penting dilakukan. Pengawasan dan monitoring yang dilakukan meliputi pengawasan pakan dan lingkungannya serta membuat rekorcd yang baik tentang ukuran ikan, model kematian, perlakuan yang diberikan.

 Faktor kegagalan
Di dalam budidaya dengan sistem KJA kendala yang biasa dihadapi adalah :
- Hama dan Penyakit
           Hama dan penyakit yang biasa timbul disebabkan oleh jeleknya mutu bibit, selain itu adanya keadaan perairan yang kurang memadai seperti dekatnya dengan kawasan industri, jalur pelayaran kapal laut, dll. hal ini dapat diantisipasi dengan pemilihan bibit yang baik, dan pemilihan lokasi budidaya yang tepat.
Parasit yang umum menyerang : kutu sisik, Benedenia spp.
Pengobatan: Perendaman dalam air tawar + aerasi sekitar 5 menit.
Penyakit: sirip busuk & kulit keabua-abuan dengan luka kemerahan (oleh Flexibacter spp & Vibrio spp)
Pengobatannya : oxytetracycline 50 mg / kg BB ikan.
Penyakit Viral Nervous Necrosis (VNN) & Iridovirus (belum ditemukan obatnya), mencegah ikan stress, kebersihan air dan pakan baik.

- Bencana Alam
           Adanya siklus badai yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun sekali, yang terjadi pada bulan Pebruari, hal ini dapat diantisipasi dengan penempatan karamba di daerah terlindung seperti teluk yang tidak terkena siklus badai tersebut, atau menarik karamba ketepian pada bulan-bulan badai (Pebruari).

- Keamanan
           Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pencurian terhadap kerapu di KJA, kita berlakukan jaga malam dengan memperketat dan menambah jumlah orang yang jaga malam pada saat ikan mulai menginjak usia konsumsi.
Faktor-faktor yang sering timbul diatas, selama ini mampu kita antisipasi sebelumnya, sehingga sejauh ini tidak sampai berpengaruh buruk terhadap kegiatan budidaya ikan kerapu di KJA.

Hasil Panen
ž  Ikan kerapu bebek : laju pertumbuhan harian
            (rata-rata 0,6%/hari)
ž  Bobot awal 10 g dapat mencapai > 600 g/ekor setelah
            pemeliharaan sekitar 18 - 24 bulan
ž  Sintasan 65-75%
ž  Menggunakan pakan buatan (pellet), FCR ± 2 - 2,5
ž  Biasanya jika ukuran ikan sudah mencapai ukuran jual
            (kualitas super : 600 – 1200 g/ekor), maka eksportir /
            pengumpul akan datang ke lokasi budidaya.
Contoh Hasil Panen Ikan Kerapu Bebek
Pemasaran Hasil
A. Pemasaran Kerapu Bebek
           Umumnya ikan kerapu bebek pemasarannya akan melalui pedagang, pengumpul, atau agen. Jalur perdagangan ini akan semakin panjang untuk skala ekspor karena penyertaan eksportir, importir pedagang besar, agen, ataupun pedagang pengecer. Setiap pelaku dalam jalur pemasaran ini akan mengambil keuntungan. Harga ikan kerapu bebek sangat relatif antara Rp. 300– 500 ribu/kg, tergantung dari panjang pendeknya jalur pemasaran serta kualitas dari ikan kerapu tersebut. Dalam pemasaran ikan kerapu bebek dapat dibedakan atas pasar dalam negeri atau lokal dan pasar luar negeri atau ekspor. Apapun bentuk pasar yang dipilih, pemasaran akan berhasil baik kalau kualitas dan kuantitasnya memungkinkan.
1. Pemasaran Dalam Negeri

            Pemasaran ikan kerapu sebenarnya tidak mengalami masalah yang berarti, akan tetapi permasalahan itu muncul ketika lokasi budidaya itu jauh dari pedagang pengumpul dan produksinya relatif sedikit. Untuk pasar lokal yang dekat dan jumlah produksinya banyak umumnya jalur pemasaranya adalah produsen—pengumpul—agen—pedagang pengecer—konsumen atau produsen--pengumpul—pedagang pengecer—konsumen. Jalur yang pendek tentu menyebabkan biaya transportasi dan biaya rugi laba akan lebih kecil sehingga harga di pengumpul dan konsumen juga rendah, hanya saja penyerapan pasar lokal untuk ikan kerapu konsumsi masih sangat rendah karena belum membudaya. Diperkirakan pasar lokal baru menyerap sekitar 5 % dari produksi yang ada.

2. Pemasaran Luar Negeri

Pasar yang lebih banyak jalurnya untuk tiba ke konsumen serta dalam wilayah yang lebih luas dan potensial adalah pasar luar negeri. Untuk mendapatkan pasar luar negeri ini, diperlukan proses yang panjang dengan pengetahuan dan wawasan yang luas, terutama tentang perilaku dan permintaan pasarnya. Proses tersebut meliputi pengetahuan potensi pasar di tiap wilayah atau negara, jalur perdagangan dan jaringan yang ada disuatu negara saat itu, cara menarik atau mencari pembeli, kualitas, jenis, jumlah kebutuhannya serta pengemasan dan transportasinya.

ANALISA USAHA
 
Di dalam dunia bisnis analisa usaha merupakan kegiatan yang sangat penting, dari analisa usaha tersebut dapat diketahui besarnya keuntungan usaha tersebut, analisa usaha ikan Kerapu Bebek sangatlah bervareatif, hal ini disebabkan oleh perhitungan biaya operasional yang dipengaruhi oleh besarnya unit usaha, jenis alat dan bahan yang digunakan, letak lokasi usaha, dan masih banyak faktor lain.











BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari pemaparan makalah mengenai keramba jarring apung ikan kerapu bebek dapat disimpulkan bahwa Ikan kerapu bebek merupakan salah satu jenis ikan laut yang mempunyai prospek yang cerah dan layak dikembangkan sebagai ikan budidaya laut karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ikan kerapu bebek potensial untuk dibudidayakan karena: Pertumbuhannya relatif cepat, Mudah untuk dipelihara, Mempunyai toleransi yang tinggi    terhadap perubahan lingkungan, Dapat dikembangkan di Keramba Jaring Apung.


















DAFTAR PUSTAKA


Meta. 2010. Ikan Kerapu Bebek. http://abzn.wordpress.com/2010/07/03/ikan-
kerapu-bebek/. Diakses pada tanggal 06 April 2012 pukul 12.00 WIB.

Tisna. 2008.  Budidaya Ikan Kerapu Bebek di Keramba Jaring Apung.

Wibawa. 2010. Keramba Jaring Apung. http://zonaikan.wordpress.com   /2010/03/11keramba-jaring-apung-sebagai-wadah-budidaya/. Diakses pada tanggal 06 April 2012 pukul 11.30 WIB.
Yayan. Budidaya Ikan Kerapu Bebek.
Diakses pada tanggal  05 April 2012 pukul 20.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar